Gelorakan Pemikiran

Kamis, 28 April 2011

Kisah Bisnis Budiono

Meraup Keuntungan Dari Beternak Bebek
Dulu tahun 1997 sampai sekarang, budiono mencatat rekor sejarah dalam kehidupan keluarganya karena memelihara itik/bebek dan hasilnya pun merauf keuntungan yang lebih tinggi. Budiono peternak itik/bebek ini berasal dari Dusun Gedang Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Walaupun Budiono berasal dari daerah Mojokerto akan tetapi usahanya memiliki cabang dan tersebar di beberapa desa/kota yakni Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kepanjen, Singgosari Kabupaten Malang.
Awalnyanya saya tidak membuka beternak sendiri, tetapi saya belajar kepada pak suwardi selama 10-13 tahun lamanya. Saya bekerja di peternak milik beliau dan saya sendiri sangat banyak belajar bagaimana sebenarnya beternak bebek ini secara benar. Kata Budiono ketika menuturkan kisahnya.
Bapak Suwardi itu tetangga saya di rumah yang memiliki pakan ternak dan kandang ternak bebeknya yang saat itu ribuan bebek pak suwardi, kemudian beliau mengajak saya untuk ikut memelihara dan membantu agar bebek dapat berkembang dalam usaha beliau. Nah dari pengalaman saya bekerja dengan beliau itu saya berani membukan lahan usaha bebek sekarang ini. Namun sewaktu saya bekerja dengan pak Suwardi, saya tidak mengharapkan gaji besar dan imbalannya namun “saya hanya menginginkan ilmunya bukan gajianya”. Demikian kata Budiono
Dulu memiliki dampak krisis pada tahun 1998 yang menyebabkan para pebisnis banyak yang gulung tikar yang di sebabkan oleh kehancuran struktur pereko nomian Indonesia, termasuk gulung tikarnya peternak bebek pak Suwardi. Setelah itu saya tidak bekerja lagi dengan pak suwardi dan kemudian saya mencoba usaha sendiri. Modal saya ketika itu untuk membuka usaha sendiri sebesar 5 juta rupiah. Modal yang sebesar itu hanya mendapatkan 3.000 itik. Lalu saya memulai usaha dengan cara tradisional, semua bebek yang berjumlah 3000 itu saya lepaskan kesawah dan sungai untuk mencari makanan sendiri karena saya belum memiliki modal banyak saat itu untuk membeli pakan bebek/itik dan harga jual pakan bebek ketika itu sangat mahal. Itulah yang menjadi penghambat saya dalam usaha bebek/itik ini, akan tetapi saya tidak hanya sampai di situ, saya terus berjuang agar bebek ini bertambah banyak dan menghasilkan keuntungan besar.
Dari perjuangan budiono tersebut, beliau memiliki bebek sekitar 9500 di dalam kandangnya di Mojokerto dan 26.000 – 30.000 bebek tersebar di masing-masing Kabupaten yakni Kabupaten Kepanjen, Singgosari Kabupaten Malang, usahanya sangat berhasil dan berkembang pesat. Jumlah yang banyak seperti ini karena budiono berjuang tanpa kenal lelah dan selalu tekun dalam menjalankan usaha ternaknya sehingga pak budiono bisa menjadi peternak yang memiliki keuntungan sangat besar serta bisa memenuhi kebutuhan seluruh keluarganya. “Syukurillah kepada Allah swt telah memberikan saya jalan hidup dan usaha ini saya syukuri karena dengan jalan usaha bebek ini saya bisa membeli kebutuhan keluarga dan anak-anak saya seperti motor, rumah, baju, celana, bayar uang sekolah bahkan tanah dan mobil pun saya bisa beli karena bisnis itik/bebek ini”. Demikian kata Pak Budiono
Mengajak Orang Bermitra Untuk Beternak Bebek/itik
Kisaran keuntungan pak budiono dalam bisnisnya adalah sekitar 60 – 70 juta perbulan, keuntungan sebesar itu belum termasuk hasil ternak dari 32 mitra usaha yang tersebar di masing-masing kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kepanjen Dan Kabupaten Malang, untuk mempercepat distribusi pakan ternak bebek di miliknya, pak Budiono menyediakan 5 orang karyawan yang di pekerjakan. Kalau di Kepanjen dan Singgosari Kabupaten Malang saya mulai membuka usaha di sana pada tahun 2003 lalu. “Di dua Kabupaten itu ada 15 orang peternak saya bekali untuk beternak bebek dan mebesarkannya dan saya selalu menekankan kepada mitra saya agar berlaku jujur dan terbuka” tuturnya
Untuk penetasan telur saya memiliki 35 oven penetasan yang semuanya mampu menghasilkan lebih kurang 20.000 anak. Harga setiap anak itik (Anak bebek) sebesar 3.200 untuk pejantan dan betina 5.000 rupiah. Setiap hari saya mengirim bibit itik ke samarinda kaltim, makasar, malang dan tulungagung sebesar 3000 itik. Kalau untuk bebek potong sekitar 400 ekor saja perhari di kirim. Sedangkan untuk telur bebek setiap hari saya bisa mengirimnya 9.000 butir untuk konsumsi dan pembibitan.
Saya sebagai pengusaha itik/bebek “saya mohon kepada pemerintah agar berlaku adil dan melihat realitas masyarakat tidak mampu, karena saya sendiri sebagai peternak itik terkadang mendapat pakan sangat susah dan cendrung mahal misalnya seperti pakan konsentrat seharga 144 harganya 290.000 per sak dan kalau di hitung dengan transfortasi dalam per sak total harganya 300. 000 harganya. Untuk katulnya 2.500 per kilogram dan kepala udang 150.000 per blong. Tuturnya
Selama 13 tahun saya sangat bersyukur karena usaha yang saya jalankan sangat baik dan kalaupun ada hambatan dan tantangan ya harus di lalui dan bersifat sabar saja, akan tetapi sekarang saya dan keluarga sudah aman, atas keberhasilan ternak itik/bebek ini.