Gelorakan Pemikiran

Kamis, 28 April 2011

Quo Vadis Pendidikan Indonesia

Rusdianto, S.Ip

Berbicara pendidikan tentu juga berbicara seluruh masyarakat Indonesia dan system pendidikan yang ada saat ini. Pendidikan menjadi kebutuhan masyarakat oleh karena termasuk dalam perkembangan strata sosial masyarakat yang menjadi spirit dalam meningkatkan harkat dan martabat masyarakat itu sendiri. Namun banyak hal yang harus di refleksikan dalam dunia pendidikan sendiri baik sebagai fungsi pelayanan masyarakat maupun fungsi pencerdasan. Dalam kurun waktu terakhir ini, dunia pendidikan di penuhi oleh glamoritas pembiayaan yang sangat mahal dan sangat sulit di jangkau oleh masyarakat luas. Di Indonesia ini tidak mengalami penyeimbangan antara pendapatan masyarakat dengan pemasokan pembiayaan pendidikan itu sendiri, kendati pendidikan yang sangat mahal. Mengapa para akademisi memilih pendidikan di luar negeri dan mengapa kebanyakan tidak masuk di Universitas atau sekolah-sekolah dalam negeri ?. Seharusnya pemerintah kini mulai berfikir bagaimana seharusnya memajukan pendidikan Indonesia yang setara dengan taraf International agar generasi bangsa ini tidak di perdayakan oleh institusi pendidikan yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya dalam mengembangkan keilmuannya. Pendidikan Indonesia seharusnya menunjung tinggi daya beli masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan pendapatan masyarakat agar warga Negara senang menuntut ilmu di dalam negeri dari pada luar negeri.

Peningkatan status kemutuan pendidikan Indonesia sangatlah penting, agar masyarakat tertarik dengan berbagai struktur akademik dan institusi pendidikan itu yang mapan dan berkembang pesat. Coba saja kita lihat sekarang ini realitas pendidikan Indonesia belum mampu mengangkat derajatnya sendiri yang di sebabkan oleh karakter dan konsep pengelolaan tidak masuk dalam kategori profesionalisme. Pendidikan sangat penting bagi masyarakat saat ini yang merupakan titik tolak dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Khasanah pendidikan menjamin seluruh potensi sumber daya manusia untuk menciptakan tatanan baru yang humanis melalui instrument pendidikan itu sendiri. Tujuan dari pendidikan itu adalah menciptakan nuansa humanis dan menghindari sisi negative yang bisa menyebabkan pola pikir masyarakat menjadi radikal. Fungsi lain dari pendidikan Indonesia sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang Dasar bahwa pendidikan itu menjadi segala hak masyarakatnya untuk menikmati pendidikan layak dan baik sehingga masyarakat Indonesia mengalami peningkatan sumber daya manusianya.

Sisi humanis dalam dunia pendidikan sangat di butuhkan agar tujuan pendidikan itu tercapai dan bermanfaat bagi khalayak masyarakat luas. Menghindari segala bentuk diskriminatif merupakan pandangan yang sudah pasti yang harus di emban oleh dunia pendidikan maupun pemangku pendidik. Praktek pendidikan demi mencapai dan memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dengan mengajarkan nilai-nilai humanis agar kesadaran masyarakat mencapai titik sempurnanya. Tentu kesadaran yang di penting dalam pesfektif dunia pendidikan harus membawa syarat-syarat nilai kemanusiaan karena pendidikan dan SDM Indonesia masih di anggap kompleks, di butuhkan sikap penyadaran untuk menyambung perbedaan asal usul masyarakat. Pendidikan merupakan agen perubahan dan pembebasan sosial dari ketidakadilan dalam suatu masyarakat. Nilai, pandangan dan norma merupakan integrasi ilmu yang dimana pendidikan tersebut dilaksanakan dan mengalami internalisasikan kepada peserta didik sebagai bentuk kerja-kerja intelektual. Pendidikan merupakan media yang tepat bagi usaha pelestarian dan penanaman nilai-nilai sosial serta kesadaran terhadap perbedaan masyarakat yang bersifat internal.

Membaca realitas pendidikan dalam kerangka menyambung aspirasi masyarakat merupakan dimensi yang sangat mulia untuk memberikan pemahaman tentang pendidikan yang humanis dan transformatif. Dua hal ini yakni pendidikan humanis dan transformatif merupakan pendekatan yang di lakukan oleh berbagai pemangku pendidikan untuk memberikan konsep pendidikan yang benar-benar berguna bagi seluruh masyarakat. Coba kita refleksikan sediit tentang realitas yang kita saksikan selama ini, misalnya di tataran sekolah banyak menerapkan standar nasional tentang konsep pendidikan dan standar ini terkadang harus di penuhi oleh berbagai institusi pendidikan yang relatif harus bisa menyesuaikan diri serta bisa di bilang belum begitu berkembang, sehingga problem yang timbul adalah pemaksaan terhadap standar tersebut padahal SDM yang di miliki oleh sekolah belum tentu sesuai dengan hasil yang akan di terapkan dan harapan pemerintah. Begitu juga dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta sesungguhnya memiliki problem besar yakni manajemen dan pemerataan supl;emen kurikulum yang berbeda dan mempunyai paradigma yang berbeda juga. Perbedaan paradigma pendidikan di Indonesia sebenarnya merupakan kekayaan SDM yang tidak terorganisir dengan baik. Banyak institusi pendidikan yang terbbangkalai yang semestinya pemerintah bertanggungjawab untuk melakukan verivikasi dan pemberian ijin operasionalnya.

Selama ini terjadi sebuah problem yang sangat akut yakni adanya faktor dehumanisasi sehingga dunia pendidikan tidak memiliki rasa percaya diri untuk senantiasa melakukan persaingan secara baik dan disiplin baik dalam ruang lingkup nasional maupun internasional. Hal inilah termasuk faktor penghambat perkembangan dunia pendidikan, seharusnya para spengambil kebijakan mempelajari realitas ini agar pendidikan Indonesia memiliki kekuatan sumber daya manusianya, banyak generasi bangsa ini yang telah menjadi orang yang cerdas dan pintar namun tidak di dalam bangsanya sendiri, mereka lebih memilih gelar dari luar negeri dan bergembira ketika mendapatnya. Namun ketika diminta untuk kembali berbakti bagi bangsa dan negaranya, mereka justru menolak untuk kembali karena lebih di sebabkan oleh kenyamanan pendidikan luar negeri daripada di Indonesia. Pendapat seperti ini tentu membuat hati kita miris akan realitas dunia pendidikan indonesia.

Quo vadis pendidikan Indonesia menjadi pertanyaan yang sangat besar bagi masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Apalagi kondisi sekarang ini, di tengah aktifnya faktor globalisasi dan akses teknologi dan informasi, dunia pendidikan memiliki tantangan besar dalam kurun waktu sekarang ini. Dengan demikian justru semakin menambah deretan kesulitan dalam proses pendidikan. Mari memajukan pendidikan Indonesia menuju satu negeri satu bahasa satu dalam kedamaian.



***Penulis Rusdianto,. S.Ip Adalah Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Anggota Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah serta Presiden Direktur Shaffan Institute Indonesia.