Gelorakan Pemikiran

Kamis, 28 April 2011

Ujian Nasional Tinggal Menghitung Hari Perlu Motivasi Dari Orang Tua

Malang, 6 April 2011
Melihat hari semakin dekat dengan ujian nasional, maka minggu-minggu inilah bagi siswa kelas IX dan kelas XII yang sangat menegangkan bagi mereka. Mengapa demikian, oleh karena dalam menghadapi ujian nasional para aktivitas siswa begitu di sibukan dengan berbagai keaktifan untuk pelatihan soal ujian sekolah dan mengikuti kerja belajar kelompok bersama guru dan teman-temannya. Keaktifan setiap hari berubah total dengan mengkonsentrasikan pada ujian nasional. Hal ini pula yang kebanyakan siswasekolah IX dan XII tertekan perasaannya.
Semua kita bisa di maklumi dan pernah kita rasakan, bagaimana tidak seorang guru dan orang tua menjadi panic, ketika anak-anak menghadapi ujian nasional. Apalagi adanya pemberitaan pengumuman nilai ujian, pasti membuat guru dan orang tua was-was. Ditambah dengan tidak adanya ujian susulan bagi siswa dan kesempatan untuk mendapat nilai kelulusan menjadi satu-satunya peluang. Bahkan sejak November 2010 sekolah sudah mengadakan proses triout untuk siswa kelas IX dan XII. Tidak hanya sekali dua kali namun seterusnya. Terkadang sekolah juga mengadakan tryout tiga kali seminggu. Dinas pendidikan juga mengadakan tryout untuk siswa, bahkan lembaga bimbingan belajar ikut serta dalam mengadakan try out, hal inilah yang membuat siswa tidak bisa melepaskan bukunya.
Guru dan orang tua ingin melihat para siswanya berhasil dalam menghadapi ujian nasional. Bimbingan belajar baik dengan menggandeng lembaga bimbingan belajar maupun mandiri. Jam pelajaran njuga ikut berubah, kelas IX dan XII lebih berkonsentrasi pada pelajaran yang di ujikan dalam ujian nasional. Tentu itu membuat jadwal anak-anak ikut berubah.
Sekarang tidak bisa main game lagi, tugas dari sekolah sangat banyak untuk di bahas sebagai bekal ujian nasional. Kata Jinem.
Siswa kelas IX SMA dan SMP saja sekitaran Kabupaten Malang,sudah sangat sering mengikuti try out, akan tetapi kami merasa bosan dan tidak ada yang bisa di harapkan karena soal try out tidak sesuai dengan soal ujian dan nilai di ujian pun tetap kita mendapatkan nilai jelek atau kurang baik. Kata Poppy Sulistiawati
Ibu Jinem yang beralamat di jalan dahlia II/14 ini Dau kabupaten malang, memeriksa dan menanyakan anaknya bahwa kelihata Poppy mulai malas dalam mengikuti try out dalam menghadapi ujian nasional besok, “ya semua orang tua pasti memikirkan anaknya mas, apalagi ini masalah lancarnya dia bersekolah”, dan saya mendengar dari teman-temannya juga kalau poppy sering bilang kalau try out itu tidak ada gunanya. Begitulah kata Jinem panggilan Akrabnya. Banyak juga siswa mengatakan bahwa tidak perlu merasa khawatir dengan ujian nasional karena lebih mudah kita memberikan jawaban terhadap ujian nasional daripada soal try out. Bahkan soal try out sering membuat kita lebih banyak memikirkannya dan membuat pusing. Lanjut Jinem
Hal itulah yang membuat Jinem tidak bisa melepaskan dan membiarkan anaknya poppy bebas kemana-mana karena jadwal belajar untuk menghadapi ujian nasional sangatlah padat, jadi ngak bisa pergi kesana sini seperti biasanya, kendati sekarang harus focus pada mata pelajaran yang akan masuk pada mata ujian nasional besok. Apalagi jinem sangat khawatir juga melihat anaknya, karena setiap tahunnya nilai ujian nasional mesti ada peningkatan. Nah hal itu juga yang membuat kami sebagai orang tua kadang berfikir bahwa pemerintah kadang tidak memikirkan psikologis nak ketika di lingkungan keluarga. Sekarangkan bisa di lihat oleh semua orang, apalagi zaman seperti ini informasi dan pergaulan menjadi lebih mudah di ikuti. Anaknya juga biasanya sering salah pergaulan akhirnya itu yang membuat mereka putus sekolah.
Memang harus ada perlakuan yang khusus dan berbeda ketika anak didik atau siswa sedang dan akan menghadapi ujian nanti agar harapan mereka bisa tercapai dan merasakan kegembiraan juga selama mereka belajar 3 tahun.
Berikan ruang belajar jauh dari alat-alat media elektronik seperti televise dan lain sebagainya yang dapat menggangu konsentrasi para siswa untuk belajar. Bila perlu kumpulkan sekeluarga untuk memberikan semangat dan empati kepada anak kita yang mengikuti ujian agar mereka memiliki semangat tinggi untuk belajar secara tekun. Menurut taufik mahasiswa FKIP Unmuh Malang ini mengatakan bahwa pelajaran yang sangat penting juga di lakukan adalah keikutsertaan orang tua dalam proses belajar, karena ujian sekolah sesuatu yang mengerikan bagi sis sekolah tersebut, ketika mereka juga tidak lulus nantinya maka mereka akan mengalami depresi, maka oleh karena itu support orang tua sangat di butuhkan dan agar memperkuat imannya juga sering sholat dan berdoa kepada Allah. Selain itu juga orang tua harus banyak memberikan motivasi kepada mereka. Kata taufik ketika di wawancara di depan kampus universitas Muhammamdiyah Malang.